Pelajaran dari Film Darlings – Isu KDRT saat ini menjadi salah satu isu isu yang hangat diperbincangkan terutama di Indonesia.
Berita yang viral akhir-akhir ini menyoroti selegram yang memposting video kekerasan dalam rumah tangga oleh suaminya membuat perbincangan mengenai KDRT dan pemberdayaan kaum perempuan mulai ramai kembali.
Nah kali ini tim pelajaranfilm.com ingin membahas topik ini lewat pelajaran dari film Darlings.
Darlings adalah film thriller sosial unik yang akhirnya hampir berubah menjadi film layanan publik yang dibuat dengan baik tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Dibuat dengan pandangan seorang aktivis, film ini ingin para wanita untuk melawan pelecehan daripada bernegosiasi dengan para eufemisme yang digunakan untuk suami yang kasar dalam film ini.

Kisah Film ini dimulai dari rasa cinta Badru yang tak bersyarat kepada suaminya yang bernama Hamza, membuatnya mengabaikan semua tanda bahaya dalam hubungan mereka.
Peringatan terus-menerus dari ibunya juga tidak diperhatikan. Berasal dari latar belakang yang sederhana, istri muda itu terus berharap akan masa depan yang lebih baik termasuk sikap suaminya hingga keadaan justru semakin kacau.
Bahkan saat Hamza sering memukuli Badru hingga babak belur saat mabuk atau karena amarah yang tak terkendali, dia dengan setia tetap membuat telur dadar untuknya keesokan paginya. Badru meminta maaf kepada ‘kekasihnya’ dan dia dengan senang hati memaafkannya… siklus itu terus berlanjut.
Dia mengingatkan dirinya sendiri bahwa bagaimanapun juga, pernikahan mereka adalah pernikahan atas dasar cinta dan pertengkaran serta kekerasan semacam itu pasti biasa terjadi.
Namun, sebuah insiden tragis memaksanya untuk mengmikirkan ulang keputusan hidupnya dan pandangannya tentang suaminya yang manipulatif.
3 Pelajaran dari Film Darlings
Kekerasan melahirkan kekerasan, tetapi bisakah balas dendam membebaskan Anda? Siapa korban sebenarnya di sini — orang yang melawan dengan menggunakan metode yang dipertanyakan atau orang yang menormalkan kekerasan atas nama cinta?
Nah kali ini pelajaranfilm.com akan membahas pelajaran dari film Darlings, khususnya jika kamu perempuan wajib untuk simak penjelasan-penjelasan berikut:

Kita Tidak Dapat Mengubah Karakter Seseorang Sekeras Apapun Usaha Kita, Jika itu Tidak Berasal dari Dirinya Sendiri
Seekor katak sedang beristirahat di tepi sungai. Seekor kalajengking yang terjebak dalam banjir mendatangi katak dalam kesusahan. Kalajengking memohon kepada katak, “Tolong bantu saya menyeberangi sungai.” Katak itu bertanya, “Bagaimana jika kamu menyengatku?” Kalajengking itu menjawab, “apakah kau bodoh? jika aku menyengatmu, maka kita berdua akan tenggelam. Mengapa saya harus bunuh diri?” Katak itu mempercayai kalajengking. Maka katak itu membiarkan kalajengking itu melompat ke punggungnya, dan mereka pun mulai menyeberangi sungai. Ketika mereka sampai di tengah sungai, kalajengking mengangkat ekornya dan menyengat katak. Mereka berdua mulai tenggelam. Katak yang tenggelam bertanya kepada kalajengking, “Hei, kalajengking, mengapa kamu menyengatku?” Kalajengking itu menjawab, “Saya adalah seekor kalajengking, yang saya lakukan adalah menyengat.”
Kisah metaforis yang muncul berkali-kali di Netflix Original terbaru ‘Darlings’ ini memperkuat tema utama film tersebut.
Di sini, katak adalah melihat Badru (Alia Bhatt), seorang istri yang mudah tertipu, yang terus percaya bahwa dia akan mampu mengubah suaminya dengan cinta, sedangkan Hamzah (Vijay Varma) adalah kalajengking, yang pada kenyataannya tidak hanya seorang pecandu alkohol tetapi juga pemukul istri.

Mulai dari hubungan pernikahan mereka Badru yang melihat pacarnya pecandu alkohol tetap menikahinya dan berharap suatu saat nanti dia akan berhenti menjadi pecandu alkohol meskipun hingga akhir hayat suaminya alkohol merupakan teman dekat yang tak pernah lepas dari semuanya.
Bahkan saat telah melakukan kesalahan dengan menganiaya istrinya hanya karena masalah sepele rumah tangga mereka, tempramen suaminya tidak terkontrol
Contohnya saat Hamzah menggigit batu pada nasi yang dihidangkan Badru dia kehilangan kesabaran, mencengkeram leher Badru, dan memukulinya.
Lalu keesokan paginya ia mencoba berbaikan dengan Badrunissa setelah menimbulkan trauma fisik, meskipun Badru seolah-olah menolak pada awalnya. Dia menaruh pesona yang membuatnya jatuh cinta padanya, dan Badru selalu luluh.
Polanya kekerasan rumah tangga yang dialami Badru sulit dipatahkan. Namun, tidak butuh waktu lama bagi kita untuk menyadari bahwa Hamzah adalah seorang pemukul istri yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Dia tidak melakukannya karena dia dipaksa, dia melakukannya karena ini membuatnya merasa seperti orang besar (re: yang hebat) di rumahnya sendiri. Di luar sana, ia tidak mampu menunjukkan superioritasnya, seperti di tempat kerjanya.
Meskipun dia seorang Pegawai Negeri Sipil akan tetapi senior Hamza sering melakukan bullying terhadapnya. Ini terlihat saat dia diminta membersihkan sampah dan membersihkan toilet bosnya.
Ketika Hamzah meminta maaf kepada Badru dan membujuknya dengan manis agar percaya betapa dia mencintainya, berkali-kali pula Badru luluh.
Adegan di sini menunjukkan mengapa sebagian besar perempuan tidak mengenali pelecehan ketika hal itu terjadi, namun film ini tidak pernah menyampaikan pesan yang salah.
Satu-satunya komentar laki-laki mengenai bagaimana laki-laki melakukan pelecehan adalah karena perempuan membiarkannya dan berharap suatu hari dia akan berubah.
Kasih Ibu Memang Benar Sepanjang Masa
Dalam film ini juga memperlihatkan hubungan antara Badru dan ibunya yang bernama Shamsu, ibunya tinggal di satu bangunan yang sama dengan Badru.
Saat mengetahui bahwa putrinya sering mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga oleh suaminya, berkali-kali pula ia mengingatkan putrinya untuk segera meninggalkan Hamza.
Tak hanya itu, Shamsu juga memaksa Badru menjebloskan Hamza ke dalam penjara selama tiga tahun atas tindakan kekerasan fisik yang dialaminya.
Menurutnya hal itu lebih baik daripada Badru bercerai, menyandang status janda, dan kesulitan mencari suami lagi daripada menghadapi suaminya yang seperti monster.
Akan tetapi di saat ibu Badru telah memperjuangkan agar Hamza dihukum atas perbuatannya yang melakukan kekerasan terhadap Badru hampir berhasil, justru Badrulah yang menarik tuntutannya kepada sang suami karena luluh atas kata-kata manis Hamza dan menjajikan Badru bahwa dia siap untuk memiliki seorang bayi dan akan berubah menjadi lebih baik.
Ibunya sangat marah, dan lebih marah lagi ketika Hamza yang justru marah kepada ibu Badru yang menurutnya berupaya memprovokasi Badru, bahkan suaminya sangat berani memukul ibu Badru di depan istrinya.
Hal yang paling menyedihkan saat suaminya dengan terang-terangan memukul ibunya di depannya, Badru juga tidak punya pilihan lain dia tetap memilih suaminya karena dia memiliki ekspektasi kehidupan yang bahagia bersama suaminya dan merencanakan untuk memilki seorang bayi.
Di hari itu lah ibunya menyerah untuk mendukung Badru dan tidak mencampuri urusan anaknya, karena benar-benar sakit hati atas tindakannya.
Namun, Hamza tetaplah kalajengking yang bahkan tetap melakukan kekerasan rumah tangga lagi dan lagi kepada istrinya, bahkan ketika istrinya hamil.
Di situlah titik balik karakter Badru yang tidak bisa lagi mentolerir sikap suaminya, saat dia mengalami KDRT dan berujung anak yang dikandungnya meninggal dan dia keguguran.
Mulai hari itulah Badru berubah seratus delapan puluh derajat menjadi Badru yang pendendam atas semua sikap yang telah dilakukan suaminya.
Saat Badru kembali dengan keadaan yang benat-benar sudah dendam dan sangat membenci suaminya, ternyata ibunya pun masih tetap mendukungnya meskipun sudah dikecewakan berkali-kali karena dulunya Badru lebih mendukung suaminya daripada ibunya.
Samshu tetap memafkan Badru dan berada di sisinya dan mereka bekerja sama untuk membalaskan dendam atas perbuatan jahat yang pernah dilakukan Hamza kepada mereka.
Belajar Mengenali “Red-Flag” pada Pasangan
Pelajaran dari film Darlings terakhir yang menjadi inti dari film ini bagaimana kita mengenali pasangan kita. Tanda-tanda redflag yang ujungnya akan mengarah ke kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Seperti Hamza yang memiliki ketergantungan dengan alkohol, bagaimana dia tidak bisa meregulasi emosinya, selalu menuduh istrinya ke hal yang belum tentu benar, hingga serangan fisik yang seharusnya tidak ditoleransi oleh sang istri.
Pilihan untuk meninggalkan pasangan yang abusive meskipun hal tersebut kecil dan dilakukan berulang-ulang tanpa ada perbaikan seharusnya bisa menjadi rambu-rambu bagi wanita untuk mengenali pasangannya.
Bagaimanapun pasangan kita adalah orang yang akan seumur hidup dengan kita, sehingga pastikan kita memilih pasangan yang baik dan cocok dengan diri kita.
Nah, itu dia 3 pelajaran dari film darlings, film ini adalah sebuah refleksi yang mungkin saja fenomena ini banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat kita, bukan hal yang mudah untuk keluar dari lingkaran KDRT, akan tetapi setidaknya memahami apa yang terjadi di rumah tangga dan tanda-tanda red flag dalam hubungan rumah tangga mungkin dapat membantu, khusunya untuk perempuan.
Buat kamu yang mau membaca hikmah, review, ataupun pelajaran film lainnya, silahkan ikuti pelajaranfilm.com untuk review film-film yang menarik.